Cara Membangun Kebiasaan Mengaji di Kantor
Jam 12.40, aku sudah selesai makan siang dan sholat dzuhur. Di ruangan kosong yang hanya diterangi dengan cahaya matahari, aku istirahat sendirian, membuka aplikasi Al-Qur’an Indonesia dan mulai membaca salah satu surah favoritku, Ar-Rahman. Unik memang, tapi itulah caraku untuk memupuk kebiasaan mengaji di kantor.
Ayat demi ayat kulantunkan lirih, begitu khusyu’ dan lancar hingga akhirnya terjeda karena ada yang mengusap bahuku. Dheg!
“Kupikir suara siapa baca Ar-Rahman, gak taunya kamu mba?”
Ternyata, itu salah satu temanku yang penasaran darimana asalnya suara “ghaib” itu berasal.
Wkwkwk… Dia pikir itu suara hantu.
Awali Siang Hari Dengan Membaca Al-Qur’an
Apa yang terlintas dalam benak kalian saat membaca judul ini? Bukan, bukan karena merasa paling religius, tapi aku hanya ingin berbagi. Bagaimana kisahnya menjadi manusia yang (sok) sibuk. Saking sibuknya, sampai bingung sendiri kapan waktu yang pas untuk bisa berdo’a tanpa mengalami distraksi.
Aku adalah single mom yang bekerja 8 jam dalam sehari, 5 hari dalam sepekan. Pagi-pagi, kesibukanku setelah subuh adalah menyiapkan keperluan untuk anakku (Cinta) berangkat sekolah. Saat Cinta sudah berangkat, aku menyiapkan bekal makan siang untuknya. Bekal ini kuantar ke sekolah, sekalian berangkat ke kantor. Lalu, seperti pekerja pada umumnya, aku menghabiskan waktu di kantor hingga sore menjelang.
Sepulang dari kantor, aku masih mendampingi Cinta untuk belajar. Dengan aktivitasnya yang juga padat, aku harus pintar-pintar membagi waktu supaya bisa menyempatkan diri mengobrol dengannya meski hanya sebentar. Sebab, biasanya jam delapan malam ia sudah kelelahan dan tertidur pulas.
Setelah ia tertidur, bagaimana denganku?
Kegiatanku belum selesai, ada saja yang kukerjakan. Biasanya, malam hari adalah waktunya untuk mengerjakan deadline tulisan, menulis di blog yang satunya, atau hal lain yang tak sempat kukerjakan pada pagi hari. Misalnya melipat pakaian yang sudah kering, merapikan kamar, atau membantu mama mencuci piring dan merapikan dapur.
Begitu saja terus setiap hari. Lalu, kapan bisa mengaji?
Tips Membangun Kebiasaan Mengaji di Kantor
Bagaimana bisa menyempatkan diri untuk memupuk kebiasaan mengaji di kantor? Apalagi di sela-sela kesibukan pekerjaan yang seperti tidak ada habisnya? Tentu saja tidak mudah. Di sini, aku akan bagi-bagi tipsnya untuk kalian. Apa saja yang bisa kulakukan selama waktu istirahat siang, yang hanya satu jam.
Bawa Bekal Makan Siang dari Rumah
Dengan waktu istirahat yang super singkat, aku harus bisa memanfaatkannya dengan baik. Apa jadinya kalau sudah jam 12 tapi masih bingung dan sibuk scroll up-scroll down aplikasi ojek online, karena bingung mau pesan makan siang apa?
Jadi, kalau kita bawa bekal makan siang dari rumah, jam 12 teng! Kita sudah bisa langsung makan. Asik kan? Selain lebih bersih, zat gizi yang terkandung dalam makanan juga lebih lengkap dan terjamin.
Makan di Tempat yang Sepi
Inilah salah satu alasan mengapa aku lebih sering memilih untuk “mengungsi” ke tempat sepi saat makan siang. Supaya bisa lebih fokus pada makananku, dan tidak diajak mengobrol oleh rekan kerja. Tau sendiri, bukan, kalau jam istirahat itu waktu yang paling pas buat mengumpul, makan bersama, mengobrol, dan ujung-ujungnya: berghibah.
Nah, untuk menghindari distraksi itu, biasanya aku mengungsi ke ruangan kosong di lantai dua, yang biasa digunakan fotografer untuk sesi foto produk. Ruangan tersebut letaknya di bagian ujung. Cukup luas, terang oleh cahaya matahari yang masuk melalui jendela lebar di salah satu sisinya. Udaranya juga lumayan sejuk meski tanpa menghidupkan pendingin ruangan, dan yang paling penting: sunyi.
Fokus Makan, Jangan Sambil Main Handphone
Hayo, siapa yang gak bisa melewati sesi makan siang tanpa menonton YouTube? Atau makan siang sambil scroll kepo-in akun IG selebgram favorit, atau malah gebetan?
Duh, kalau sudah niat mau menerapkan kebiasaan mengaji di kantor, yuk mulai lepasin dulu handphone nya. Fokus aja dulu ke makan siangmu, dan terapkan time out nya supaya gak kelamaan. Misal, maksimal dalam waktu 25 menit harus sudah selesai makan. Bisa kok, insya Allah, yang penting niat dan tekadnya harus bulat.
Biasanya, aku hanya memerlukan waktu maksimal 15 menit untuk menghabiskan makan siang, jika tanpa distraksi. Ehm, tambah lima menit deh supaya “nasi-nya turun”.
Wkwkwk, namanya makanan kalau sudah masuk mulut ya ujung-ujungnya turun ke saluran pencernaan lah. Gak mungkin naik lagi, kecuali habis makan kita main loncat-loncatan atau malah salto. Apasih.
Selesai Makan, Lanjut Sholat Dzuhur
Yups, ini part yang cukup penting. Habis makan, jangan kelamaan leyeh-leyeh. Harus gesit! Buruan ambil wudhu, lalu sholat dzuhur. Ingat, waktu terus berjalan, bestie.
Biasakan membawa peralatan sholat sendiri, ya. Selain lebih higienis, kita tidak perlu mengantre jika peralatan sholat di mushola sedang dipakai orang lain. Untungnya, di ruangan tempat aku makan tadi termasuk bersih. Jadi aku bisa numpang sholat di bagian sudut, saat mushola sedang penuh.
Sholat dzuhur, sekitar 10 menit, plus wudhu dan ini itu, total 15 menit. Jadi, sekitar pukul 12.40 aku sudah selesai dan siap untuk mengaji.
Lanjut Mengaji Menggunakan Aplikasi Al-Qur’an Indonesia
Supaya lebih simpel dan ringkas, aku biasa mengaji menggunakan aplikasi Al-Qur’an Indonesia. Aplikasi ini tersedia di Play Store dan App Store.

Aku menggunakan Al-Qur’an Indonesia karena cara menggunakannya cukup simpel dibandingkan aplikasi serupa.
Aplikasi ini memiliki banyak kelebihan, diantaranya:
- Tulisannya jelas.
- Terjemahan bisa per kata, atau per kalimat lengkap.
- Terdapat fitur untuk memilih mau memunculkan tulisan Arabnya saja, atau disertai dengan lafal tulisan latin.
- Kita dapat dengan mudah memilih surah apa yang akan kita baca.
- Dapat diatur agar tulisan tajwid menjadi berwarna. Ini sangat membantu untuk pemula yang baru belajar mengaji, atau untuk pengingat kita manakala ada lupa pada tajwid-tajwid tertentu.
- Dapat mengatur besar/ kecilnya huruf/ font.
- Ada fitur MP3 murottal, dan bisa dipilih dalam beberapa versi Qori’. Jadi kita bisa menyesuaikan, suara Qori’ siapa yang paling kita suka.
- Bisa dibaca saat offline.
- Ada fitur “Tandai terakhir baca” sehingga mempermudah kita untuk membaca kelanjutannya.
Karena beragam kelebihannya tersebut, aku jadi semakin yakin bahwa menggunakan aplikasi Al-Qur’an Indonesia benar-benar mempermudah upayaku untuk menerapkan kebiasaan mengaji di kantor.
Tinggal buka handphone, buka aplikasinya, lalu pilih surah terakhir yang dibaca (untuk melanjutkan), atau pilih surah yang dikehendaki dengan mudah karena sudah tersusun rapi secara digital berdasarkan nama surah, atau juz. Atau kita juga bisa memanfaatkan fitur “search” yang bisa kita pilih nomor surat dan ayatnya.
Praktis banget kaan!
Apakah Mengaji Merupakan Kewajiban?
Hmm… Menurut kalian bagaimana? Apakah ini bisa dikatakan sebagai pertanyaan yang bersifat retoris?
“Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al-A‘raf [7]: 204).
Para ulama tafsir menejelaskan bahwa adanya perintah menyimak bacaan Al-Qur’an berarti adanya perintah membaca Al-Qur’an. Logikanya, jika mendengar saja sudah mengundang rahmat, apalagi jika membacanya.
Menurutku, bagi seorang muslim yang mengamini Al Qur’an sebagai rukun iman yang ke-tiga, maka sudah sepatutnya kita mengakrabkan diri dengan Al Qur’an. Bukan demi terlihat alim atau sholih, tapi lebih untuk mendapatkan ketenangan batin, serta mengharapkan ridho dan rahmat dari-Nya.
Tak peduli seseorang itu memiliki banyak waktu luang atau tidak, kita harus bisa mengatur waktu agar bisa bermanfaat dengan sebaik-baiknya.
Begitu pula denganku, sadar tak bisa berharap banyak dengan waktu luang saat berada di rumah, aku memanfaatkan waktu istirahatku yang tidak banyak itu untuk bisa membaca firman-Nya.
Prinsipku, tak perlu banyak, yang penting konsisten. Seperti kata pepatah,
“Sedikit demi sedikit, lama lama menjadi bukit”
aku tak patah arang untuk mencoba membangun kebiasaan mengaji di kantor.
Kalau kalian, apakah memiliki pengalaman yang sama denganku? Pernahkan menyempatkan diri untuk membangun kebiasaan mengaji di kantor? Yuk sharing di kolom komentar.