Dunia Per-kue-an

Cara Menghitung Harga Jual Kue, Dijamin Cuan!

Cara menghitung harga jual kue adalah topik yang paling hangat dan sering dibahas di kalangan para bakul kue rumahan. Apalagi kalau sudah berkumpul dan membicarakan resep terbaru. Sebetulnya, bagaimana sih caranya supaya harga jual kue bisa akurat, CUAN, dan masih masuk di tingkat daya beli pangsa pasar yang ada? Cuss baca tulisan ini sampai selesai.

Membiasakan Diri Menghitung Harga Jual

Apakah kalian sampai saat ini masih menentukan harga jual kue dengan ilmu kira-kira?

“Harga pasaran brownies cokelat di komplek sini Rp60.000,- Jadi aku jual Rp55.000,- aja deh biar banyak yang beli…”

Aduh, jangan dibiasakan seperti ini yaa..

 

menghitung harga jual kue

 

Kalau untuk berdagang, dilarang keras menggunakan ilmu kira-kira. Itu sangat riskan untuk keuangan bisnis. Mengapa? Karena kita jadi tidak menghitung, apakah modal yang dikeluarkan sudah kembali dan bisa membuat bisnis kita bisa berkembang?

Bagaimana jika keuangan bisnis memburuk, lalu merugi, dan menyebabkan usaha menjadi tersendat? Tentu kalian tidak ingin hal itu terjadi, bukan?

Menghitung harga jual kue tidak serumit yang kalian bayangkan, kok. Hanya saja dibutuhkan sedikit kesabaran, ketelitian, dan pembiasaan.

Bagaimana Rumus Menghitung Harga Jual Kue?

Hmm…. Menurutku, rasanya terlalu ngejelimet kalau kita bilangnya rumus. Karena ini bukan matematika kompleks kok. Yang penting kalian tau prinsip dasarnya dulu saja, yaitu:

 

Harga Jual = Harga Bahan Baku + Biaya Tambahan + Profit yang diinginkan

 

Aku mendapatkan pengetahuan tentang prinsip ini, saat belajar di Sekolah Menengah Kejuruan. Yes, waktu itu aku sekolah di SMK jurusan Tata Boga. Di sana, kami tak hanya diajarkan cara produksi (membuat makanan), tapi juga cara menjual (selling), dan menghitung harga jualnya (food costing). Yuk kita bahas satu per satu.

Harga Bahan Baku

Bahan baku merupakan semua bahan yang diperlukan untuk membuat kue, termasuk juga kemasannya. Contohnya terigu, gula, telur, bahkan termasuk juga dengan dus kemasan kue, atau stoples (jika yang kita buat adalah kue kering). Semuanya harus dihitung dengan jelas.

menghitung harga jual kue

Hitung biayanya berdasarkan jumlah/ gramasi bahan yang kita timbang. Misal, untuk membuat satu resep kue brownies, kita menggunakan 100 gram gula pasir. Artinya biaya yang kita hitung adalah harga 1kg gula pasir dibagi 1.000 gram, lalu dikali 100.

Oh ya, dalam menghitung bahan, selalu biasakan menggunakan satuan baku seperti gram, bukannya butir, cup, sendok makan, atau sendok teh. Konversikan satuan hitung tak baku ke dalam satuan hitung baku. Kalian bisa menggunakan  online cooking conversion yang tersedia secara gratis.

Misalnya saat menghitung telur. Satu resep kue brownies membutuhkan lima butir telur utuh, lalu bagaimana cara menghitungnya?

Satu butir telur utuh ukuran sedang, kurang lebih setara dengan 50 gram. Terdiri dari bagian putih seberat 30 gram, dan bagian kuning seberat 20 gram.

Jika 1 kg telur harganya Rp26.000,- maka cara menghitungnya adalah:

 

5 butir telur utuh x 50 gram = 250 gram.

(Rp26.000 : 1.000) x 250 = Rp6.500,-

 

Jangan lupa, tambahkan biaya untuk kemasan, seperti dus kue, tatakan, atau mungkin silica gel dan stoples untuk kue kering, sejumlah yang dibutuhkan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, satu resep nastar akan menghasilkan 2 stoples kue. Maka tambahkan harga dua buah stoples ke dalam perhitungan biaya bahan bakunya. Setelah semua harga bahan dan kemasan dihitung, jumlahkan keduanya.

 

Tambahkan Biaya Listrik, Gas, Air, Tenaga, Dan Kreativitas

Setelah itu kita lanjut dengan menambahkan biaya listrik, gas, air, tenaga, dan kreativitas. Duh rumit juga ya menghitung harga jual kue? Hehehe, tidak kok, makanya harus dibiasakan ya!

Listrik dan Gas

Biaya listrik yang dimaksud adalah listrik yang kita gunakan untuk mengoperasikan mikser, oven listrik (kebetulan kalau aku pakai oven gas), kulkas, dan lampu. Jumlahnya seberapa? Jika kalian sudah fokus produksi setiap hari, maka bisa dihitung dengan cara membagi nominal rata-rata tagihan listrik dengan banyaknya hari dalam satu bulan.

Air

Demikian juga dengan air. Mengapa air juga perlu dihitung? Karena kita menggunakan banyak air untuk mencuci/ membersihkan “peralatan perang” yang sudah selesai digunakan. Itu juga termasuk biaya yang harus dikeluarkan. Cara menghitungnya juga sama, dengan menghitung rata-rata biaya penggunaan/ tagihan untuk satu hari.

Tenaga dan Kreativitas

Mengapa tenaga dan kreativitas juga harus diperhatikan saat menghitung harga jual kue? Yups, karena keduanya  adalah hal yang harus diapresiasi. Hal ini sangat penting, apalagi jika kalian sudah memiliki karyawan. Dengan menghitung tenaga dan kreativitas, artinya kita sudah bisa mengalokasikan dana gaji karyawan saat kue tersebut dijual ke pasaran.

 

Tenaga dan Kreativitas
Tenaga dan Kreativitas harus diapresiasi

 

Besaran untuk tenaga kerja adalah 15-20% dari total harga bahan kue. Angka ini dapat lebih besar lagi, jika yang kita buat memerlukan skill lebih. Contohnya saat produksi nastar bentuk aneka buah, atau wedding cake.

Hitung Biaya Operasional, Risiko, dan Biaya Marketing

Ini dia, teman-teman, yang penting tapi paling sering dilupakan oleh para bakul kue. Biaya perintilan yang kelihatannya tidak ada, tapi berasa juga kalau gak dihitung, hehehe.

Biaya Operasional

Yang dimaksud dengan biaya operasional adalah ongkos kita mondar-mandir ke toko bahan kue, ke pasar, termasuk juga dengan bensin (jika menggunakan kendaraan pribadi), upah ojek (jika belanja menggunakan ojek online), dan biaya parkir. Besar biaya operasional adalah 10-20% dari total biaya bahan baku.

Risiko

Risiko bisa berarti faktor X yang menyebabkan terjadinya gagal produksi, seperti ada kue yang gosong, bahan kue berjamur, dan lain sebagainya. Hal “tak terduga” ini jumlahnya 10% dari total biaya bahan baku.

Biaya Marketing

Atau yang biasa disebut marketing cost, adalah biaya yang kita keluarkan untuk keperluan pemasaran. Contohnya pulsa/ kuota internet untuk update status dagangan, biaya cetak banner, cetak thank you card, dan lain sebagainya. Besaran biaya marketing bervariasi. Makin banyak kegiatan marketing yang kita lakukan, maka makin besar hitungannya. Kita bisa menghitungnya sebesar 10-50%  dari total biaya bahan baku.

 

Biaya Marketing

 

Setelah biaya operasional, risiko, dan biaya marketing masing-masing selesai dihitung, langkah berikutnya adalah menjumlahkan semuanya.

Menghitung Profit/ Margin

Naah, ini dia bagian yang paling membuat bingung para bakul kue newbie.

 

“Kira-kira, pantasnya berapa ya?”

“Lirik-lirik bakulan tetangga, kok jadi minder karena harga jual kue aku ketinggian, ya…”

 

Hayo, hayo, siapa yang sering begini juga?

Menurutku, daripada kita minder sama harga jual kue bakulan tetangga, mendingan kita fokus kembangkan keunikan kue yang kita jual. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik, rasa yang enak, dan tampilan yang unik, akan membuat pelanggan merasa worth it untuk membeli kue yang kita buat.

Percayalah, tiap-tiap pedagang itu punya rezekinya masing-masing. Jangan sampai kita perang harga dan membuat margin kita sangat tipis sehingga terkesan hanya “kerja bakti”, bukannya berdagang.

Dalam menentukan margin, kalian bisa menyesuaikan juga dengan pangsa pasar. Besarannya variatif, mulai dari 30% hingga 100% dari total biaya bahan baku + biaya tambahan.

Jika pangsa pasarnya masih masuk, kalian juga bisa set margin hingga 200% lho. CUAN banget, kan!

 

Akhirnya, Simulasi Menghitung Harga Jual Kue!

Setelah belajar teorinya, belum sah kalau kita belum praktik. Kita ambil yang paling mudah, misalnya menghitung harga jual kue salju. Kalian bisa lihat di tabel ini ya.

 

Simulasi Menghitung Harga Jual Kue

 

Ini merupakan hitungan yang kugunakan saat berdagang, dengan sedikit modifikasi resep.

Dalam menghitung harga jual, kita harus terbiasa untuk filing atau mengarsip setiap pengeluaran dalam berbelanja. Simpan bon pembelanjaan, dan perhatikan harga bahan bakunya.

Jika diperlukan, kalian bisa tambahkan (mark up) harga bahan kuenya sebagai antisipasi jika terjadi kenaikan harga bahan baku. Kenaikan umum terjadi sebesar 10-20% saat momen hari raya Idul Fitri dan Natal. Gak mau kan, tiba-tiba merugi karena hitungan bahan baku meleset jauh karena inflasi?

Terakhir, jika usaha kue kalian sudah besar dan berkelanjutan, kita perlu menghitung biaya tambahan lagi, yaitu penyusutan peralatan. Itu gak aku jelaskan di sini yaa. Tapi, untuk skala bakul kue rumahan, hitungan ini sudah cukup memenuhi syarat untuk menghitung harga jual kue supaya dijamin cuan.

Semoga penjelasanku ini bermanfaat. Kalau ada pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar.

Selamat berhitung!

 

 

Florensia Prihandini

Selamat datang di Blog Bundanyacinta! Perkenalkan, saya Flo. Blog ini berisi warna-warni kehidupan saya sebagai singlemom yang aktif dalam dunia kepenulisan. Di blog ini, kalian akan diajak untuk memahami bagaimana serunya dunia single parenting. Selain itu, saya juga mengulas buku, drama Korea, musik, tempat-tempat wisata, dan menulis cerita fiksi yang biasanya diangkat dari kisah nyata. Silakan menikmati, like, dan tinggalkan komentar yang positif ya 🙂

24 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *